Selasa, 09 Juni 2015

Taman Nasional Swiss (Swiss National Park)


Taman Nasional Swiss (Swiss National Park)

Swiss National Park ini sudah berusia 1 abad. Kawasan wisata yang berlokasi di timur Swiss atau lebih tepatnya di antara Zernez, S Chant dan Scuol ini didirikan pada tanggal 1 Agustus 1914 yang juga merupakan hari libur nasional di Swiss. Kawasan wisata Swiss National Park ini masuk ke dalam salah satu kawasan heritage dunia yang dikeluarkan oleh UNESCO. Dan Swiss National Park ini termasuk ke dalam UNESCO Biosphere Reserve. Karena masuk ke dalam UNESCO Biosphere Reserve, kawasan wisata taman nasional pertama di Eropa ini mempunyai nuansa alam yang masih asli dan juga asri. Para pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengganggu kehidupan binatang liar dan juga menebang pohon serta membuat api unggun di Swiss National Park. Semua pengunjung taman nasional ini akan dipusatkan di Clamanna Cluozza atau Hotel Parc Naziunal II Fuon. Hal ini untuk menghindari para pengunjung berpencar di taman nasional yang memiliki luas 172.3 km persegi.

Di taman nasional ini, para pengunjung bisa melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan alam. Bagi para pecinta hiking, Swiss National Park sudah menyediakan 21 jalur yang bisa ditempuh dan dipilih sesuai selera. Namun sebelum memulai mendaki, para pengunjung akan diminta untuk mematuhi beberapa peraturan. Para pengunjung dilarang membuang sampah sembarangan, bersepeda, memegang bunga dan tanaman serta mencabutnya, dilarang membawa anak-anak di bawah umur dan juga anjing serta berkemah di sekitar area pendakian. Selain aktifitas pendakian, para pengunjung juga bisa melakukan observasi kepada beberapa hewan dan binatang yang terdapat di taman nasional ini. Ada beberapa hewan liar yang bisa ditemukan di taman nasional ini. Mulai dari rusa, kambing gunung, marmut, hingga rubah dan juga ular viper yang cukup berbisa serta serigala. Cukup beralasan memang jika pengelola taman nasional ini melarang para pengunjung untuk melihat hewan-hewan tersebut lebih dekat.

Bukan hanya melakukan observatory hewan liar saja, namun melihat dan mengamati habitat yang ada di taman nasional ini juga bisa dilakukan oleh para pengunjung. Di Parc Naziunal Svizzer ini, para pengunjung bisa melihat sekitar 4 habitat. Habitat pegunungan Alpen, Alpine Meadow, Alpine Forest hingga Pass dal Fuon yang memiliki beberapa flora atau bunga yang mempunyai warna yang cantik seperti Lady Slipper, fairy timble hingga alpine clematis. Jika para traveler berniat untuk mengunjungi Swiss National Park, Anda bisa mengunjungi kawasan taman nasional tersebut yang dibuka pada pukul 08.30 pagi hingga 6.00 sore. Sementara setiap hari Selasa, taman nasional ini akan dibuka hingga pukul 10.00 malam setiap bulan Juni hingga Oktober. Sedangkan untuk masuk ke taman nasional ini tidak dipungut biaya alias gratis. Selain menikmati keindahan alam di taman nasional ini, Anda bisa mengunjungi Schmelzra Museum dan juga National Park Centre.


Untuk mencapai Swiss National Park ini, para pengunjung bisa menggunakan kereta Rhaetian yang akan berhenti di stasiun Zernez tepat di depan pintu masuk Swiss National Park ini. Dan Anda bisa menginap di Hotel Crusch Alba, Hotel Pizzeria Selva dan Hotel Baer & Post Zernez.


TAMAN NASIONAL ERAWAN DAN "GAJAH PUTIH BERKEPALA TIGA"

TAMAN NASIONAL ERAWAN DAN "GAJAH PUTIH BERKEPALA TIGA"

Jika bertandang ke Thailand cobalah sesekali merambah bagian barat negeri, tepatnya ke Kanchanaburi. Provinsi ini mempunyai banyak wisata alam dan sejarah yang menarik, salah satunya adalah Erawan National Park. Taman Nasional ini mempunyai luas 550 km persegi dan sebagian besar terdiri atas hutan raya. Jika beruntung anda akan bisa melihat penampakan gajah, monyet liar, ataupun elang (atau jika kurang beruntung anda akan bertemu raja kobra atau phyton). Suasana di pintu masuk Taman Nasional begitu teduh, sunyi, dan apik resik. Tiada sampah atau penjual keliling. Terdapat berbagai fasilitas penunjang seperti visitor center, restoran, bungalow, hingga bumi perkemahan. Taman Nasional ini mempunyai daya pikat utama berupa air terjun Erawan yang terdiri atas 7 level/tingkat. Erawan dalam mitologi Hindu adalah gajah putih berkepala tiga, dan air terjun di tingkat ke-7 tsb dianggap menyerupai sosoknya.


Jalan setapak yang akan anda lalui awalnya mulus beraspal, meskipun lambat laun terkikis berganti jalan tanah. Beruntung papan petunjuk memudahkan arah langkah menuju tujuan. Jarak pendakian ke puncak air terjun sekitar 2 km memasuki hutan. Memasuki air terjun level 1 (Ly Kun Lung) yang lebih menyerupai undakan, jalan setapak mulai licin dan lembab karena dinaungi kanopi hutan yang lebat. Pantulan airnya berwarna hijau tosca, beserta tanah yang berwarna pucat menandakan wilayah ini (dan keseluruhan air terjun Erawan) berada di perbukitan batu kapur/gamping.


Tak lama kemudian anda akan tiba di level 2 (Wung Macha), yang menjadi favorit pengunjung karena mempunyai ceruk berbentuk kolam luas yang bisa direnangi. Air terjunnya lumayan tinggi sehingga pengunjung bisa mandi-mandi di bawah curahan airnya yang menyerupai tirai. Tapi jangan kaget jika mendapati bagian tubuh kita seperti dicubit-cubit kecil dari dalam air, bagaikan fish therapy. Ternyata itu adalah kawanan ikan dewa (cyprinus carpico) yang hidup di sana. Walaupun termasuk jinak, namun ikan ini dianggap keramat sehingga tak ada satu pun pengunjung yang mencoba menangkapnya.
Semakin masuk ke dalam hutan meninggalkan level 2, anda akan mulai banyak mendapati pohon-pohon besar yang dililit kain warna-warni dan diberi sesajian (dupa, bunga, buah, hingga busana wanita dewasa). Kepercayaan animisme masih kuat mengakar di wilayah ini, dan kami sama sekali tak berani mengusiknya. Lama kelamaan malah anda akan jadi terbiasa melihat hal ini dan melintasinya begitu saja.


Level 3 (Pha Num Tok) dan level 4 (Oke Nank Phee Seah) pun anda akan lewati karena ternyata tidak seindah seperti level 2. Pada saat ini jalan yang anda akan lewati sudah semakin menanjak dan menanjak. Jalur pendakian mulai berganti-ganti dari tangga kayu hingga akar pepohonanan. Level 5 (Bua Mai Long) sebenarnya mempunyai pemandangan yang bagus, air terjun di sini lebih menyerupai tangga berundak-undak.


Level 6 (Dong Prouck Sa) lebih mirip telaga dangkal dimana air terjunnya malah tak terlihat karena debit air yang minim. Meskipun jarak level 6 ke 7 tak begitu jauh, namun tingkat kesulitan jauh lebih sulit, curam, licin. Level 7 (Phu Pha Erawan) ini terdiri atas beberapa teras berwarna pualam, dan di tiap teras terdapat ceruk berwarna biru tosca. Cukup menawan, meski terjunnya tak seindah level 2. Debit air dari puncak yang landai (tinggi sekitar 5 m).