TAMAN
NASIONAL ERAWAN DAN "GAJAH PUTIH BERKEPALA TIGA"
Jika bertandang ke
Thailand cobalah sesekali merambah bagian barat negeri, tepatnya ke
Kanchanaburi. Provinsi ini mempunyai banyak wisata alam dan sejarah yang
menarik, salah satunya adalah Erawan
National Park. Taman Nasional ini mempunyai luas 550 km persegi dan
sebagian besar terdiri atas hutan raya. Jika beruntung anda akan bisa melihat
penampakan gajah, monyet liar, ataupun elang (atau jika kurang beruntung anda
akan bertemu raja kobra atau phyton). Suasana di pintu masuk Taman Nasional
begitu teduh, sunyi, dan apik resik. Tiada sampah atau penjual keliling.
Terdapat berbagai fasilitas penunjang seperti visitor
center, restoran, bungalow,
hingga bumi perkemahan. Taman Nasional ini mempunyai daya pikat utama berupa
air terjun Erawan yang terdiri atas 7 level/tingkat. Erawan dalam mitologi
Hindu adalah gajah putih berkepala tiga, dan air terjun di tingkat ke-7 tsb
dianggap menyerupai sosoknya.
Jalan setapak yang akan anda lalui
awalnya mulus beraspal, meskipun lambat laun terkikis berganti jalan tanah.
Beruntung papan petunjuk memudahkan arah langkah menuju tujuan. Jarak pendakian
ke puncak air terjun sekitar 2 km memasuki hutan. Memasuki air terjun level 1
(Ly Kun Lung) yang lebih menyerupai undakan, jalan setapak mulai licin dan
lembab karena dinaungi kanopi hutan yang lebat. Pantulan airnya berwarna hijau
tosca, beserta tanah yang berwarna pucat menandakan wilayah ini (dan
keseluruhan air terjun Erawan) berada di perbukitan batu kapur/gamping.
Tak lama kemudian anda akan tiba di
level 2 (Wung Macha), yang menjadi favorit pengunjung karena mempunyai ceruk
berbentuk kolam luas yang bisa direnangi. Air terjunnya lumayan tinggi sehingga
pengunjung bisa mandi-mandi di bawah curahan airnya yang menyerupai tirai. Tapi
jangan kaget jika mendapati bagian tubuh kita seperti dicubit-cubit kecil dari
dalam air, bagaikan fish therapy. Ternyata itu adalah kawanan ikan dewa
(cyprinus carpico) yang hidup di sana. Walaupun termasuk jinak, namun ikan ini
dianggap keramat sehingga tak ada satu pun pengunjung yang mencoba
menangkapnya.
Semakin masuk ke dalam
hutan meninggalkan level 2, anda akan mulai banyak mendapati pohon-pohon besar
yang dililit kain warna-warni dan diberi sesajian (dupa, bunga, buah, hingga
busana wanita dewasa). Kepercayaan animisme masih kuat mengakar di wilayah ini,
dan kami sama sekali tak berani mengusiknya. Lama kelamaan malah anda akan jadi
terbiasa melihat hal ini dan melintasinya begitu saja.
Level 3 (Pha Num Tok) dan
level 4 (Oke Nank Phee Seah) pun anda akan lewati karena ternyata tidak seindah
seperti level 2. Pada saat ini jalan yang anda akan lewati sudah semakin
menanjak dan menanjak. Jalur pendakian mulai berganti-ganti dari tangga kayu
hingga akar pepohonanan. Level 5 (Bua Mai Long) sebenarnya mempunyai
pemandangan yang bagus, air terjun di sini lebih menyerupai tangga
berundak-undak.
Level 6 (Dong Prouck Sa)
lebih mirip telaga dangkal dimana air terjunnya malah tak terlihat karena debit
air yang minim. Meskipun jarak level 6 ke 7 tak begitu jauh, namun tingkat
kesulitan jauh lebih sulit, curam, licin. Level 7 (Phu Pha Erawan) ini terdiri
atas beberapa teras berwarna pualam, dan di tiap teras terdapat ceruk berwarna
biru tosca. Cukup menawan, meski terjunnya tak seindah level 2. Debit air dari
puncak yang landai (tinggi sekitar 5 m).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar