Selasa, 09 Juni 2015

TAMAN NASIONAL ERAWAN DAN "GAJAH PUTIH BERKEPALA TIGA"

TAMAN NASIONAL ERAWAN DAN "GAJAH PUTIH BERKEPALA TIGA"

Jika bertandang ke Thailand cobalah sesekali merambah bagian barat negeri, tepatnya ke Kanchanaburi. Provinsi ini mempunyai banyak wisata alam dan sejarah yang menarik, salah satunya adalah Erawan National Park. Taman Nasional ini mempunyai luas 550 km persegi dan sebagian besar terdiri atas hutan raya. Jika beruntung anda akan bisa melihat penampakan gajah, monyet liar, ataupun elang (atau jika kurang beruntung anda akan bertemu raja kobra atau phyton). Suasana di pintu masuk Taman Nasional begitu teduh, sunyi, dan apik resik. Tiada sampah atau penjual keliling. Terdapat berbagai fasilitas penunjang seperti visitor center, restoran, bungalow, hingga bumi perkemahan. Taman Nasional ini mempunyai daya pikat utama berupa air terjun Erawan yang terdiri atas 7 level/tingkat. Erawan dalam mitologi Hindu adalah gajah putih berkepala tiga, dan air terjun di tingkat ke-7 tsb dianggap menyerupai sosoknya.


Jalan setapak yang akan anda lalui awalnya mulus beraspal, meskipun lambat laun terkikis berganti jalan tanah. Beruntung papan petunjuk memudahkan arah langkah menuju tujuan. Jarak pendakian ke puncak air terjun sekitar 2 km memasuki hutan. Memasuki air terjun level 1 (Ly Kun Lung) yang lebih menyerupai undakan, jalan setapak mulai licin dan lembab karena dinaungi kanopi hutan yang lebat. Pantulan airnya berwarna hijau tosca, beserta tanah yang berwarna pucat menandakan wilayah ini (dan keseluruhan air terjun Erawan) berada di perbukitan batu kapur/gamping.


Tak lama kemudian anda akan tiba di level 2 (Wung Macha), yang menjadi favorit pengunjung karena mempunyai ceruk berbentuk kolam luas yang bisa direnangi. Air terjunnya lumayan tinggi sehingga pengunjung bisa mandi-mandi di bawah curahan airnya yang menyerupai tirai. Tapi jangan kaget jika mendapati bagian tubuh kita seperti dicubit-cubit kecil dari dalam air, bagaikan fish therapy. Ternyata itu adalah kawanan ikan dewa (cyprinus carpico) yang hidup di sana. Walaupun termasuk jinak, namun ikan ini dianggap keramat sehingga tak ada satu pun pengunjung yang mencoba menangkapnya.
Semakin masuk ke dalam hutan meninggalkan level 2, anda akan mulai banyak mendapati pohon-pohon besar yang dililit kain warna-warni dan diberi sesajian (dupa, bunga, buah, hingga busana wanita dewasa). Kepercayaan animisme masih kuat mengakar di wilayah ini, dan kami sama sekali tak berani mengusiknya. Lama kelamaan malah anda akan jadi terbiasa melihat hal ini dan melintasinya begitu saja.


Level 3 (Pha Num Tok) dan level 4 (Oke Nank Phee Seah) pun anda akan lewati karena ternyata tidak seindah seperti level 2. Pada saat ini jalan yang anda akan lewati sudah semakin menanjak dan menanjak. Jalur pendakian mulai berganti-ganti dari tangga kayu hingga akar pepohonanan. Level 5 (Bua Mai Long) sebenarnya mempunyai pemandangan yang bagus, air terjun di sini lebih menyerupai tangga berundak-undak.


Level 6 (Dong Prouck Sa) lebih mirip telaga dangkal dimana air terjunnya malah tak terlihat karena debit air yang minim. Meskipun jarak level 6 ke 7 tak begitu jauh, namun tingkat kesulitan jauh lebih sulit, curam, licin. Level 7 (Phu Pha Erawan) ini terdiri atas beberapa teras berwarna pualam, dan di tiap teras terdapat ceruk berwarna biru tosca. Cukup menawan, meski terjunnya tak seindah level 2. Debit air dari puncak yang landai (tinggi sekitar 5 m).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar